Dollar Kembali Tertekan Setelah Data Inflasi Terlihat Tidak Akan Memaksa Penghentian Pelonggaran Moneter FED

Posted by jalatama Jumat, 15 Maret 2013 1 komentar
Dolar tetap rendah setelah kemarin jatuh terhadap euro sebelum laporan yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan harga di AS ternyata dianggap tidak akan cukup untuk memaksa Federal Reserve untuk menghentikan pelonggaran moneter.

Mata uang AS juga melemah setelah grafik teknis mengisyaratkan kemajuan terbaru mungkin telah datang terlalu cepat. Euro menguat setelah pemimpin Eropa memperdebatkan soal  pelonggaran pembatasan pada anggaran nasional untuk memerangi pelemahan ekonomi di KTT Brussels. Yen sedikit berubah setelah pilihan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menjalankan bank sentral dikonfirmasi oleh majelis tinggi.

"Bahkan setelah indikator ekonomi membaik, saya mengharapkan Fed untuk melanjutkan pelonggaran moneter terus-menerus," membebani dolar, kata Kengo Suzuki, ahli strategi mata uang di Mizuho Securities Co di Tokyo, sebuah unit terbesar ketiga kelompok keuangan Jepang yang terdaftar oleh nilai pasar. "Belum ada kekhawatiran inflasi di AS "

Dolar diperdagangkan pada $ 1,3007 per euro pada 10:12 am di Tokyo setelah kemarin jatuh 0,3 persen menjadi $ 1,3005. Greenback dibeli ¥ 96,08 dari 96.11 di New York. Yen berada di 124.96 per euro dari 124.99 kemarin.
(Sumber: Bloomberg)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Dollar Kembali Tertekan Setelah Data Inflasi Terlihat Tidak Akan Memaksa Penghentian Pelonggaran Moneter FED
Ditulis oleh jalatama
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://jalatamajab.blogspot.com/2013/03/dollar-kembali-tertekan-setelah-data.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sy yakin banget kenaikan dollar adalah buat sementara, ada sesiapa bisa beri lebih info

Posting Komentar

Trik SEO Terbaru|Copyright of Jalatama Artha Berjangka News.